Komandan Kodim 0304/Agam Letkol Letkol Arm Bayu Ardhitya bersama Kapolresta Bukittinggi Kombespol Yessi Kurniati dan pemerintah daerah setempat saat diwawancarai terkait meluapnya aliran Sungai Ngarai Sianok (Antara/Al Fatah) |
Bukittinggi, (lintasmelayu.com) - Sungai Ngarai Sianok Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) tiba-tiba meluap hingga ke pemukiman warga yang berada di sekitarnya pada Senin (3/6) jam 15.00 WIB. Warga diminta menghindari dan mengungsi sementara.
Setidaknya, tujuh unit rumah mengalami rusak berat bersama puluhan orang terdampak. Beberapa pondok berjualan warga di bibir sungai juga hanyut dibawa arus besar yang berlangsung hanya selama 15 menit.
"Luapan ini berasal dari aliran pertengahan Sungai di Ngarai Sianok bagian Koto Gadang. Diperkirakan ada sumbatan kemudian jebol dan meluap tiba-tiba ke bawah," kata Komandan Kodim (Dandim) 0304/ Agam, Letkol Arm Bayu Ardhitya.
Dandim bersama Kapolresta Bukittinggi dan pemerintah daerah setempat menegaskan larangan tinggal sementara di wilayah aliran Sungai Sianok.
"Ini Buffer Zone atau wilayah penyangga. Diminta warga menjauhi kiri kanan 50 meter dari sungai. Tidak layak menjadi tempat tinggal, arus masih kencang," kata Dandim.
Dandim mengatakan proses relokasi bagi warga yang bertempat tinggal dan menjadi korban harus dilakukan secepatnya.
"Normalisasi sungai memang penting, tapi relokasi harus diutamakan. Jangan sampai kejadian berulang," kata Dandim.
Sementara itu, salah seorang warga terdampak, Ilham (31) mengungkap posisi rumahnya menjadi yang terparah karena berada di dataran terendah di bibir Sungai Sianok.
"Air tadi bahkan sampai setinggi dada saya, keluarga memang sudah mengungsi. Ini kejadian ketiga sejak akhir April 2024 lalu," kata dia.
Setidaknya, tujuh unit rumah mengalami rusak berat bersama puluhan orang terdampak. Beberapa pondok berjualan warga di bibir sungai juga hanyut dibawa arus besar yang berlangsung hanya selama 15 menit.
"Luapan ini berasal dari aliran pertengahan Sungai di Ngarai Sianok bagian Koto Gadang. Diperkirakan ada sumbatan kemudian jebol dan meluap tiba-tiba ke bawah," kata Komandan Kodim (Dandim) 0304/ Agam, Letkol Arm Bayu Ardhitya.
Dandim bersama Kapolresta Bukittinggi dan pemerintah daerah setempat menegaskan larangan tinggal sementara di wilayah aliran Sungai Sianok.
"Ini Buffer Zone atau wilayah penyangga. Diminta warga menjauhi kiri kanan 50 meter dari sungai. Tidak layak menjadi tempat tinggal, arus masih kencang," kata Dandim.
Dandim mengatakan proses relokasi bagi warga yang bertempat tinggal dan menjadi korban harus dilakukan secepatnya.
"Normalisasi sungai memang penting, tapi relokasi harus diutamakan. Jangan sampai kejadian berulang," kata Dandim.
Sementara itu, salah seorang warga terdampak, Ilham (31) mengungkap posisi rumahnya menjadi yang terparah karena berada di dataran terendah di bibir Sungai Sianok.
"Air tadi bahkan sampai setinggi dada saya, keluarga memang sudah mengungsi. Ini kejadian ketiga sejak akhir April 2024 lalu," kata dia.
(Antara/ Red)
Posting Komentar