Gajah Sumatra Liar di Riau akan Dipantau dengan GPS Collar


Gajah Sumatra Liar di Riau akan Dipantau dengan GPS Collar
Ilustrasi

Pekanbaru,LM

Dua unit GPS Collar akan dipasangkan untuk dua ekor gajah liar pada habitat Minas dan Duri. GPS Collar berupa perangkat yang melacak lokasi fauna. 

PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bersama mitra pelaksana Rimba Satwa Foundation (RSF) menyerahkan dua unit GPS Collar kepada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau. 

GPS Collar diserahkan langsung VP Corporate Secretary PHR, Rudi Ariffianto kepada Kepala BBKSDA Riau, Genman Suhefti Hasibuan, di Ruang Gajah, Kantor BBKSDA Riau, Selasa (17/1/2023).

Serah terima GPS Collar turut disaksikan Direktur RSF, Zulhusni Syukri serta dihadiri perwakilan Dinas Lingkunan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Riau hingga camat dan kepala desa Mandau – Pinggir, Bengkalis dan Ukui, Pelalawan.

Dukungan GPS Collar ini merupakan salah satu program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PHR dalam upaya melindungi satwa endemik Gajah Sumatra di Riau. 

Di mana ini merupakan program lanjutan di mana sebelumnya PHR bersama BBKSDA Riau dan RSF sudah memasang tiga unit GPS Collar untuk tiga ekor gajah liar dewasa di SM Balai Raja. 

Sedangkan dua unit GPS Collar yang baru akan dipasang untuk seekor gajah dewasa pada kelompok sebelas di Minas, dan seekor gajah dewasa bernama Getar di Balai Raja, Duri. 

"Ini kelanjutan dari pemasangan tiga GPS Collar sebelumnya yang sudah dipasangkan untuk gajah liar dewasa," kata Rudi, dalam keterangan tertulis, Rabu (18/1/2023). 

GPS Collar tersebut untuk memantau pergerakan gajah liar. Alat ini akan memberi informasi keberadaan gajah liar sehingga konflik dengan manusia dapat dicegah sejak dini. 

Sejauh ini,  pemasangan GPS Collar berjalan cukup efektif mengurangi interaksi negatif satwa gajah dengan masyarakat sekitar. 

Monitoring gajah dengan GPS Collar sudah menjangkau 32 desa melalui laporan berkala harian sehingga konflik yang menimbulkan kerugian dapat diantisipasi sejak dini. 

"Hal ini sangat bermanfaat untuk mengatasi konflik antara gajah dan manusia, termasuk monitoring dan patroli satwa," kata Rudi.  

Upaya konservasi Gajah Sumatra diperkuat dengan  Program Forestry  yang melibatkan masyarakat di sekitar area jelajah (home range) gajah liar. 

Bersama RSF,  PHR mendorong pemulihan habitat gajah dengan menanam tanaman  pakan di area perlintasan gajah serta menanam tanaman yang rendah gangguan atau tidak disukai gajah namun bernilai ekonomi tinggi bagi masyarakat.

Total luas area tanam pohon hingga saat ini mencapai 224 hektar tersebar di empat desa dan dua kecamatan di Bengkalis. Pengayaan tanaman pakan di area perlintasan gajah diharapkan dapat mencegah satwa mendekati perkebunan atau permukiman warga.

“Selain memberikan dampak pada satwa dan lingkungan, kita juga memberikan dampak ekonomi untuk masyarakat yang lebih luas,” kata Rudi.

Sementara itu, Kepala BBKSDA Riau, Genman S Hasibuan mengucapkan terima kasih atas dukungan PHR bagi dunia konservasi. GPS Collar dari PHR dinilai sangat membantu petugas di lapangan dalam melakukan mitigasi konflik gajah dengan manusia.

“GPS Collar yang kita terima dari PT Pertamina Hulu Rokan merupakan alat untuk melakukan deteksi dini keberadaan gajah secara real time. Tentunya dengan kita tahu posisi gajah kita bisa menginformasikan kepada unit-unit mitigasi di lapangan agar bisa melakukan penghalauan sehingga gajah tidak merusak kebun, harta benda termasuk jiwa masyarakat,” ujarnya.

Program kolaborasi konservasi Gajah Sumatera antara PHR - BBKSDA Riau dan penggiat lingkungan ini mendapat apresiasi dari SKK Migas Sumbagut. 

Kepala Departemen Humas SKK Migas Sumbagut, Yanin Kholison berharap kegiatan ini terus berlanjut seiring dengan kegiatan operasi di Wilayah Kerja (WK) Rokan.

“Mudah-mudahan kegiatan ini bisa mengangkat reputasi PHR dan institusi-institusi yang berkolaborasi di dalamnya. Ini menjadi bagian penting dan harapan kita untuk mewujudkan gajah di hutan Riau tetap lestari, tidak punah dan satu hal menjadi keseharian dengan masyarakat desa hutan semakin harmoni,” kata Yanin, yang turut hadir dalam acara tersebut.

Program konservasi gajah PHR sebelumnya telah meraih Gold Award pada Indonesia Sustainable Development Goals Award (ISDA) yang diselenggarakan di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Desember 2022 lalu.

Program ini dinilai memiliki keselarasan terhadap 4 aspek penting target SDGs yaitu mengakhiri kelaparan, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, penanganan perubahan iklim, menjaga ekosistem darat dan kemitraan untuk mencapai tujuan.

Selain tugas utama mengamankan kebutuhan energi nasional, PHR turut memusatkan perhatian pada sisi lingkungan dengan fokus pada upaya perlindungan. Konservasi keanekaragaman hayati serta peningkatan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan lingkungan.

(Com/rs)

Post a Comment

أحدث أقدم