Bapenda Pekanbaru Kembali Gelar Wirid Jumat Usai Libur Lebaran

 




PEKANBARU , LM



Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Pekanbaru mengaktifkan kembali Wirid Mingguan setiap Jumat pagi. Sebelumnya, kegiatan ini sempat terhenti karena dampak pandemi Covid-19.


"Kegiatan ini sebagai bentuk pembinaan akhlak ASN dan THL," kata Kepala Bapenda Kota Pekanbaru Alek Kurniawan saat memberikan arahan pada Wirid Jumat perdana usai libur Lebaran, Jumat (5/5).


Sebagai salah satu perangkat daerah yang menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD), Bapenda bersentuhan langsung dengan masyarakat sebagai objek pelayanannya. Pembinaan mutlak harus dilakukan secara rutin agar terciptanya layanan publik yang memadai secara berkelanjutan oleh aparatur Bapenda.


“Peranan agama penting dalam menumbuhkembangkan pembinaan akhlak kita sebagai pelayan publik. Makanya, wirid ini harus rutin dilakukan setiap Jumat,” ujar Alek.


Bekerja itu tidak hanya untuk urusan duniawi semata. Pertanggungjawaban terpenting adalah kepada Allah SWT di akhirat kelak.


“Mudah-mudahan, wirid ini mampu meningkatkan kualitas diri kita dari waktu ke waktu. Sehingga berimbas kepada pelayanan yang diberikan kepada masyarakat,” ucap Alek.


Seluruh pegawai berkeyakinan Islam dan tidak ada halangan secara syariah wajib mengikuti kegiatan ini. Momen ini juga tak disia-siakannya untuk Halal Bihalbihalal.


Hal ini juga ikut disampaikan dalam tausiah agama oleh Ustaz Syafruddin Nasution. Halalbihalal merupakan tradisi masyarakat Indonesia yang dilakukan sesudah hari Lebaran, baik di kalangan instansi pemerintah, perusahaan, maupun dunia pendidikan. Ia tak menampik tradisi tahunan ini unik dan tetap dipertahankan serta dilestarikan.


"Halalbihalal ini merupakan refleksi ajaran Islam yang menekankan sikap persaudaraan, persatuan, dan saling berbagi kasih sayang usai Lebaran. Para pakar selama ini tidak menemukan dalam Alquran atau hadis penjelasan tentang halal bihalal. Istilah itu memang khas ala Indonesia," tutur Syafruddin.


Boleh jadi, pengertiannya akan kabur di kalangan orang yang bukan warga negara Indonesia. Walaupun, orang asing itu paham ajaran agama dan bahasa Arab.


Dengan demikian, halalbihalal dapat diartikan menyambung yang tadinya putus menjadi tersambung kembali. Hal ini dimungkinkan umat Islam Indonesia menginginkan halalbihalal sebagai instrumen silaturahim untuk saling maaf-memaafkan. Sehingga, seseorang menemukan hakikat Idulfitri.


"Setelah merayakan kemenangan di hari yang Fitri, kiranya kita semua hidup berdamai dengan sesama, saling memaafkan, tidak menyimpan iri hati, dan dengki," tutup Syafruddin(Com)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama