LINTASMELAYU.COM - Doa merupakan senjata terkuat dan pilihan pertama seorang mukmin dalam menghadapi situasi apa pun. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda,
من فُتح له منكم باب الدعاء فتحت له أبواب الرحمة، وما سُئل الله شيئاً يُعطى أحب إليه من أن يُسأل العافية، إن الدعاء ينفع مما نزل وما لم ينزل، فعليكم عباد الله بالدعاء
“Siapa saja yang dibukakan pintu doa, artinya tengah dibukakan pintu rahmat oleh Allah. Dan tidak ada sesuatu yang dipinta kepada Allah yang lebih Allah cintai melebihi doa akan keselamatan. Sesungguhnya doa itu memberikan dampak positif untuk mereka yang berdoa, atas sesuatu yang terjadi atau belum terjadi. Maka, banyak-banyaklah kalian berdoa, wahai hamba Allah!” (HR. At-Tirmidzi dan dihasankan oleh Syekh Al-Albani rahimahullahu)
Senjata ini pula yang dipakai oleh para nabi ketika kondisi menghimpit mereka. Ketika perang Badr, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama menyaksikan pasukan musuh melampaui pasukan kaum muslimin. Beliau pun menghadap kiblat dan berdoa,
اللهم أنجز لي ما وعدتني، اللهم آت ما وعدتني، اللهم إن تهلك هذه العصابة من أهل الإسلام لا تعبد في الأرض
“Ya Allah, berikan semua yang telah Engkau janjikan untukku. Ya Allah, datangkan semua yang telah Engkau janjikan untukku. Ya Allah, seandainya Engkau binasakan kaum muslimin ini, tentu tidak ada lagi yang akan menyembah-Mu di muka bumi ini.” (HR. Muslim no. 1763)
Beliau terus berdoa demikian sampai pakaian beliau tersingkap dari pundaknya. Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu pun kembali memasangnya sembari mengatakan,
كَفَاكَ مُنَاشَدَتُكَ رَبَّكَ؛ فإنَّه سَيُنْجِزُ لكَ ما وَعَدَكَ
“Wahai Rasulullah, cukuplah munajatmu dengan Rabbmu. Sesungguhnya Dia akan memberikan apa yang telah dijanjikan untukmu.”
Hingga kemudian turunlah firman Allah ‘Azza Wajalla yang memastikan pertolongan untuk Rasul-Nya yang akan datang,
اِذْ تَسْتَغِيْثُوْنَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ اَنِّيْ مُمِدُّكُمْ بِاَلْفٍ مِّنَ الْمَلٰۤىِٕكَةِ مُرْدِفِيْنَ
“(Ingatlah) ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu Dia mengabulkan(-nya) bagimu (seraya berfirman), ‘Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu berupa seribu malaikat yang datang berturut-turut.’” (QS. Al-Anfal: 9)
Oleh karenanya, seorang muslim hendaknya menjadikan doa sebagai pilihan pertamanya tatkala menghadapi segala sesuatu, termasuk ketika seseorang ingin diselamatkan dari pikiran yang kotor. Allah ‘Azza Wajalla berfirman,
وَمَآ اُبَرِّئُ نَفْسِيْۚ اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌ ۢ بِالسُّوْۤءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيْۗ اِنَّ رَبِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“Aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yusuf: 53)
Tidak ada doa yang secara khusus ditujukan untuk pikiran kotor, namun seseorang diperkenankan berdoa yang tidak jauh dari permohonan dijauhkan dari keburukan, seperti:
Pertama: Membaca ta’awudz. Hal ini karena di antara sebab munculnya pikiran kotor adalah adanya gangguan setan. Allah ‘Azza Wajalla berfirman,
فَاِذَا قَرَأْتَ الْقُرْاٰنَ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ
“Apabila engkau hendak membaca Al-Qur’an, mohonlah pelindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (QS An Nahl: 98)
Syekh ‘Abdurrahman As Sa’diy rahimahullahu mengatakan,
فالطريق إلى السلامة من شره الالتجاء إلى الله، والاستعاذة به من شره
“Kiat agar selamat dari keburukan setan adalah dengan berserah kepada Allah dan berlindung kepada-Nya dari keburukan setan.” (Tafsir As-Sa’diy, hal. 449)
Kedua: Memohon perlindungan dari keburukan akhlak dan hawa nafsu. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama sering membaca doa berikut ini,
اللهمَّ إنِّي أعوذُ بك من منكراتِ الأخلاقِ و الأعمالِ و الأهواءِ
“Ya Allah, lindungilah aku dari keburukan akhlak, perbuatan, dan hawa nafsu.” (HR. At-Tirmidzi no. 3591)
Ketiga: Membaca doa,
اللَّهُمَّ إِني أعوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِي، وَمِن شَرِّ بصَرِي، وَمِن شَرِّ لسَاني، وَمِن شَرِّ قَلبي، وَمِن شَرِّ منِيِّي
“Ya Allah, aku berlindung dari keburukan pendengaranku, penglihatanku, lisanku, hatiku, dan maniku.” (HR. At-Tirmidzi)
Atau membaca doa lain yang dimampu oleh seseorang yang dengannya semoga Allah bersihkan hatinya dari bisikan-bisikan kotor atau ajakan berbuat yang dimurkai Allah ‘Azza Wajalla. Aamiin.
***
Penulis: Muhammad Nur Faqih, S.Ag.
Sumber Artikel: Muslim.or.id
إرسال تعليق