Pekanbaru - Lintas Melayu
Pembangunan rest area atau Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) di Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang sudah masuk tahapan finishing. Diperkirakan dalam waktu tidak lama lagi, rest area ini akan mulai dioperasikan.
Pembangunan rest area yang dikerjakan oleh PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) mengadaptasi nuansa adat Melayu Riau. Bagian atap mengadopsi kosep lipat pandan. Sedangkan ornamen atap membentuk selembayung.
"Ini komitmen kita untuk melestarikan juga memperkenalkan budaya melayu Riau," kata Direktur Utama HKI, Aji Prasetyanti, Senin (2/1/23).
Corak budaya yang ditampilkan dalam rest area Pekanbaru - Bangkinang sebagai bentuk komitmen PT Hutama Karya (HK) turut melestarikan dan memperkenalkan budaya daerah Riau kepada pengguna jalan tol yang melintas.
Rest area yang dikerjakan oleh HKI pada Jalan Tol Pekanbaru – Bangkinang berada di STA 36+000 sisi A dan sisi B. Bersamaan dengan ini turut dikerjakan marka jalan.
Rest area Jalan Tol Pekanbaru - Bangkinang direncanakan dapat menampung sekitar 115 kendaraan, dengan rincian 77 kendaraan kecil, dan 38 kendaraan besar. Ditinjau dari sisi fasilitas, rest area Jalan Tol Pekanbaru - Bangkinang tergolong dalam rest area tipe A.
Fasilitas penunjang di rest area ini berupa toilet umum, masjid, pujasera, stand UMKM, minimarket, tempat parkir kendaraan, serta juga tersedia lahan untuk pembangunan SPBU kedepannya. Rest area Jalan Tol Pekanbaru - Bangkinang juga dirancang dengan memperhatikan ruang terbuka hijau dan menyediakan wilayah khusus tenant UMKM.
Sebagai bagian dari sirip Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS), Jalan Tol Pekanbaru - Bangkinang termasuk di dalamnya rest area diharapkan bukan hanya menjadi tempat transit pengendara, namun juga digunakan sebagai sarana bersosialisasi masyarakat sekaligus sentra ekonomi kreatif.
Diharapkan bahwa investasi dibidang perikanan, perkebunan, dan tambang di sekitar Riau dapat meningkat. Wisata daerah setempat seperti Kawasan Pariwisata Candi Muara Takus dan Objek Wisata Sungai Hijau Kampar juga diharapkan akan mengalami peningkatan.
"Kami harap jalan tol ini juga berdampak secara ekonomi. Kita tahu di sini ada juga destinasi wisata seperti Candi Muara Takus," ungkap Aji Prasetyanti.
(Mcr)
Pembangunan rest area yang dikerjakan oleh PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) mengadaptasi nuansa adat Melayu Riau. Bagian atap mengadopsi kosep lipat pandan. Sedangkan ornamen atap membentuk selembayung.
"Ini komitmen kita untuk melestarikan juga memperkenalkan budaya melayu Riau," kata Direktur Utama HKI, Aji Prasetyanti, Senin (2/1/23).
Corak budaya yang ditampilkan dalam rest area Pekanbaru - Bangkinang sebagai bentuk komitmen PT Hutama Karya (HK) turut melestarikan dan memperkenalkan budaya daerah Riau kepada pengguna jalan tol yang melintas.
Rest area yang dikerjakan oleh HKI pada Jalan Tol Pekanbaru – Bangkinang berada di STA 36+000 sisi A dan sisi B. Bersamaan dengan ini turut dikerjakan marka jalan.
Rest area Jalan Tol Pekanbaru - Bangkinang direncanakan dapat menampung sekitar 115 kendaraan, dengan rincian 77 kendaraan kecil, dan 38 kendaraan besar. Ditinjau dari sisi fasilitas, rest area Jalan Tol Pekanbaru - Bangkinang tergolong dalam rest area tipe A.
Fasilitas penunjang di rest area ini berupa toilet umum, masjid, pujasera, stand UMKM, minimarket, tempat parkir kendaraan, serta juga tersedia lahan untuk pembangunan SPBU kedepannya. Rest area Jalan Tol Pekanbaru - Bangkinang juga dirancang dengan memperhatikan ruang terbuka hijau dan menyediakan wilayah khusus tenant UMKM.
Sebagai bagian dari sirip Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS), Jalan Tol Pekanbaru - Bangkinang termasuk di dalamnya rest area diharapkan bukan hanya menjadi tempat transit pengendara, namun juga digunakan sebagai sarana bersosialisasi masyarakat sekaligus sentra ekonomi kreatif.
Diharapkan bahwa investasi dibidang perikanan, perkebunan, dan tambang di sekitar Riau dapat meningkat. Wisata daerah setempat seperti Kawasan Pariwisata Candi Muara Takus dan Objek Wisata Sungai Hijau Kampar juga diharapkan akan mengalami peningkatan.
"Kami harap jalan tol ini juga berdampak secara ekonomi. Kita tahu di sini ada juga destinasi wisata seperti Candi Muara Takus," ungkap Aji Prasetyanti.
(Mcr)
إرسال تعليق