Hingga Hari Ini, 26 Orang Meninggal Dunia akibat Banjir dan Longsor Sumbar, 23

 




SUMATRA BARAT - LINTAS MELAYU
Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar hingga, Senin (11/3/24) pagi menyebutkan bahwa total 26 orang telah meninggal dunia akibat bencana banjir dan tanah longsor yang melanda nagari minang tersebut.


"Update pagi ini, korban meninggal dunia akibat bencana di Sumbar totalnya 26 orang," kata Kepala BPBD Sumbar Rudy Rinaldy kepada wartawan, Senin (11/3/2024) di Padang.


Ia melanjutkan, adapun rincian dari 26 orang tersebut 23 korban diantaranya di Kabupaten Pesisir Selatan dan 3 orang di Kabupaten Padang Pariaman.


Selain dari para korban tersebut, ia mengaku masih ada 6 orang yang dinyatakan hilang dan saat ini masih dalam pencarian pihaknya dimana kesemuanya itu di Pesisir Selatan.


"Enam orang yang masih dicari itu semuanya di Pesisir Selatan. Diduga tertimbun longsor dan terseret banjir," kata Rudy.


Ujar Rudy, bencana banjir serta longsor masih menerpa 12 kabupaten/kota di Sumbar. Hal tersebut dikarenakan tingginya curah hujan yang terjadi pada, Kamis (7/3/2024) malam yakni Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Kota Pariaman, Pasaman Barat, Limapuluh Kota, Sawahlunto, Mentawai, Agam, Kota Solok, Kabupaten Solok dan Pasaman.



Namun demikian, Rudy mengaku Kabupaten Pesisir Selatan adalah daerah yang palng terdampak bencana tersebut dimana sudah 23 orang ditemukan meninggal dunia dan berdampak pada sempat terputusnya akses dari Sumbar menuju Bengkulu maupun sebaliknya.


"Yang terparah itu Pesisir Selatan yang menyebabkan 23 orang meninggal dunia dan sempat membuat akses jalan Sumbar-Bengkulu terputus," kata Rudy.


"Saat ini air sudah susut, namun menyisakan material lumpur di rumah warga dan sisa-sisa longsor," jelas Rudy.


Rudy menambahkan beberapa akses yang semula tertutup kini sudah mulai dibuka kembali, seperti 3 titik di Pesisir Selatan yakni di Barung-barung Belantai karena jalan terban, Duku Utara karena longsor dan Ranah Pesisir akibat pangkal jembatan terban. Lalu di Kota Padang tepatnya di Lubuk Paraku yang menyebabkan akses Padang-Solok sempat tertutup. Lalu akses jalan utama ke BIM di Padang Pariaman," jelas Rudy(hr)


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama