SIAK - LINTAS MELAYU
Perbuatan Rifki Novitra alias Riki bersama istrinya menghabisi Feni Ria Andriani (42) di Kabupaten Limapuluh Kota, menyulut emosi masyarakat sekitar.
Pembunuhan sadistis itu terjadi di Jorong Ketinggian, Nagari VIII Koto, Kabupaten Limapuluh Kota/Payakumbuh.
Di hari nahas tersebut, Rabu (26/6/2024), Feni Ria Andriani yang biasa disapa Ria ini datang ke rumah pelaku untuk menagih utang pinjaman koperasi.
Namun pelaku justru menghabisinya dengan cara sadis.
Kepala korban dipukul lalu tubuhnya dibakar dalam unggunan di belakang rumah pelaku.
Padahal selama hidup sosok Ria dikenal sebagai orang yang ramah dan murah senyum.
Ia tidak pernah bermusuhan dengan orang lain.
Kehadirannya selalu memberikan energi positif bagi keluarga dan teman-temannya.
Tidak hanya pihak keluarga yang merasa terpukul atas kepergiannya yang secara tidak wajar.
Masyarakat luas juga merasakan hal yang sama.
Sebab, selain dikenal sebagai orang baik, komunikatif dan murah senyum, dalam kehidupan sehari-hari Ria juga meringankan beban orang serta suka menolong tanpa pamrih.
“Selama bergaul dengan saya tidak ada sifatnya yang tidak baik, dia orangnya sangat baik, riang, sangat komunikatif, murah senyum, dan siapapun saya rasa senang bergaul dengannya,” ujar Desi Julia, teman korban, Sabtu (6/7/2024).
Menurutnya, Ria tidak pantas meninggal dengan cara sadis seperti itu
Perbuatan Rifki Novitra alias Riki bersama istrinya menghabisi Feni Ria Andriani (42) di Kabupaten Limapuluh Kota, menyulut emosi masyarakat sekitar.
Semua orang di kampung bahkan di Kabupaten Limapuluh Kota/Payakumbuh tidak terima dengan penganiayaan sekejam itu.
“Pelaku harus dihukum setimpal, kalau perlu hukum mati saja kedua pelaku, karena apa yang dialami almarhumah membuat semua orang terenyuh, kok ada manusia sekejam Pasutri pelaku itu,” ujarnya lagi.
Bahkan cara Riki yang tidak berperikemanusiaan saat menghabisi Ria yang seorang perempuan membuat Julia merasa sangat marah dan menyebut pria itu sebagai jantan atau lelaki pengecut.
“Perbuatan Riki ini tidak dapat ditolerir, beraninya memukul perempuan dari belakang. Dasar jantan pengecut,” ujar Julia, warga setempat.
Kejadian itu bertempat di depan rumah Riki sendiri.
Tidak sampai di situ, setelah Ria tergeletak, Riki memasukkan korban yang belum tentu masih hidup atau sudah meninggal itu ke dalam karung.
Sadisnya, Riki menggunakan sepeda motor korbannya sendiri untuk mengangkut korbannya yang sudah dimasukkan ke dalam karung itu ke api unggunan di Belakang rumahnya.
Kemudian dibakar.
Seminggu jasad korban berada dalam unggunan itu, tentu saat ditemukan tinggal sedikit tulang yang sudah sangat gosong.
Peristiwa ini adalah kejadian paling sadis untuk di kabupaten Limapuluh Kota/Payakumbuh.
Masyarakat mengalami traumatis kolektif, sebab warga setempat yang beradat dikenal didup dalam falsafah adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, serta penuh dengan nilai-nilai keadaban.
Pihak keluarga juga meminta agar kedua pelaku mendapatkan hukuman setimpal.
Setidak-tidaknya pelaku R, yang memukul Ria dari belakang dijatuhi hukuman mati, demi rasa keadilan.
Sedangkan E, istri pelaku R, yang menyulut percekcokan dengan Ria ketika menagih utang koperasi setidak-tidaknya seumur hidup dan kalau perlu hukuman mati juga(tp)
Posting Komentar