Kampar,Lintasmelayu.com - Nelson Hutahean selaku Ketua Umum LSM KIPPI ( Komunitas Insan Peduli Pers Indonesia ) memberikan pelatihan menulis berita dengan baik dan benar kepada dua mahasiswi sebagai calon redaktur pelaksana pada Selasa sekira pukul 13.00 WIB di kantor LSM KIPPI yang beralamat di Jl. Sukajadi, Desa Tarai Bangun, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar-Provinsi Riau.
Pada pertemuan tersebut, lelaki yang terdaftar anggota muda PWI Provinsi Riau ini mengatakan didalam menulis berita ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang jurnalis seperti memahami paragraf, menentukan judul, mengerti tanda baca, dan melakukan pemeriksaan terhadap karya tulis.
Dilanjut kata Ketua Umum ini, guna menulis berita seorang pewarta juga harus mengerti 5 unsur berita yang memenuhi 5W 1H atau dalam bahasa Indonesia yang artinya apa, siapa, kapan, dimana, mengapa, dan bagaimana.
Disambungnya lagi, dalam menulis suatu pemberitaan seorang pewarta harus seperti melukiskan piramid terbalik dimana diawali dengan hal yang terpenting terlebih dahulu dilanjutkan dengan penjabaran isi berita, dimana isi paragraf yang satu berkaitan dengan paragraf yang lainnya.
Ditambahkan pria yang pernah dimediasi Dewan Pers ini, dalam menulis suatu berita agar terlebih dahulu menuangkan isi berita lalu menentukan judul berita dimana dalam menentukan judul suatu berita harus menggambarkan isi berita, yang paling banyak terdiri dari 9 suku kata dan disarankan memenuhi subjek, prediket, dan objek.
“Sebelum berita di publikasikan seorang jurnalis terlebih dahulu melakukan pemeriksaan terhadap isi berita selanjutnya seorang penulis harus memiliki ketelitian terhadap seluruh aspek tulisan, barulah berita layak untuk ditampilkan ke publik”, ucapnya mengakhiri.
Usai pelatihan jurnalis Kalisa Fazela yang dimintai tanggapan mengatakan kepada pewarta bahwa dianya tertarik memasuki dunia pers dikarenakan maraknya para pewarta yang hanya mengandalkan KTA (kartu anggota) tanpa dibarengi suatu pemahaman tugas jurnalis. “sebagai mahasiswi Universitas Muhammadiyah Riau saya mengamati usaha informasi dan teknologi adalah suatu bisnis yang banyak menyerap tenaga kerja namun kurang digeluti kaum muda”. Oleh karena itu, saya tertarik mencoba mengikuti pelatihan jurnalis ini, ucap perempuan muda ini.
Sementara hal yang senada juga diungkapkan Rahmi Esha Putri, S.H. bahwa perempuan jebolan Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang itu mengikuti pelatihan menulis berita dikarenakan satu alur dengan keilmuannya, pasalnya ilmu pewarta itu mengandung sebagian besar ilmu hukum dan ilmu sosial, sebutnya.
Sementara itu ditempat yang sama Mardiyus, S.Pd. sebagai Sekretaris Umum DPP LSM KIPPI mengujarkan, hasil investigasi LSM KIPPI bahwa sedikitnya ada 250 media online di kota Pekanbaru namun 70% berita yang dipuslish adalah informasi copy paste hal ini membuktikan tidak mampunya perusahaan pers dalam menghasilkan pewarta yang professional.
“LSM KIPPI memandang perlu guna melatih redaktur pelaksana yang professional yang nantinya diperuntukkan bagi media yang membutuhkan”,tutur lelaki bergelar sarjana pendidikan ini.
(Rahmi/Acha)
إرسال تعليق