Sedot Anggaran Miliaran, Sebagian Besar BUMD Kampar Merugi

Bupati, Wakil Bupati dan Sekda Kampar terlihat serius saat rapat koordinasi dengan pimpinan BUMD Kampar, Selasa (11/3/2025).



BANGKINANG, Lintasmelayu.com - Di tengah ujian yang bakal dihadapi pemerintah daerah seiring dengan efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah pusat, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) mestinya menjadi salah satu sumber untuk mendongkrak pendapatan bagi daerah guna memenuhi kebutuhan baik untuk pembangunan maupun kebutuhan lainnya. Namun bagaimana jika sejumlah perusahaan daerah masih merugi? 

Di Kabupaten Kampar, dari lima BUMD milik Pemkab Kampar, sebagian besar masih merugi. 

Dari rilis yang disampaikan Pemerintah Kabupaten Kampar, pada Selasa (11/3/2025) siang, Bupati dan Wakil Bupati Kampar H Ahmad Yuzar dan Hj Misharti sengaja melakukan pertemuan dengan lima BUMD milik Pemkab Kampar. Pertemuan itu berlangsung di ruang rapat lantai tiga Kantor Bupati Kampar.

Kelima pimpinan BUMD itu melakukan rapat koordinasi sekaligus ramah tamah dengan Bupati dan Wakil Bupati Kampar. 

Dalam rapat tersebut hadir juga Sekretaris Daerah Kampar Hambali Asisten II Sekretariat Daerah Kabupaten Kampar Suhermi. 

Dari BUMD turut hadir Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama (Dirut)  Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Kampar Ismahyudin, Dirut Perusahaan Daerah Kampar Aneka Karya Syafruddin, Dirut Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Syari'ah Berkah Dana Fadhililah Novra Waldy dan Dirut PT Bumi Kampar Sarana Energi (BKSE) Abdul Murhalib. 

Dalam pengarahannya, Ahmad Yuzar mengatakan, harapan utama kepada seluruh perusahaan daerah (BUMD) ini adalah agar dapat memberikan kotribusi kepada daerah diantaranya menampung tenaga kerja, meningkatkan  perekonomian dan mendorong pembangunan. 

Dari rapat ini terungkap, dari lima BUMD tersebut, beberapa BUMD dinilai belum berkembang dan bahkan merugi. “Untuk itu, mulai sekarang sikap bersama minimal seimbangkan dulu dengan operasional untuk meraih keuntungan, sehingga para karyawan dan staf tidak ada yang dirumahkan. Inilah tugas manajemen dalam membangkitkan kembali sehingga perputaran ini dapat menjadi keuntungan bagi perusahaan dan daerah. Terus aktif berkoodinasi dan berinovasi dalam pengembangan kelembagaan keuangan,” tegas Yuzar. 

Sementara itu Wakil Bupati Kampar Hj Misharti dalam arahan singkatnya menyampaikan,  dalam suatu bisnis atau usaha yang menjadi target utama adalah meraih keuntungan.

“Karena ini bisnis pemerintah, jelas perlunya pelayanan untuk masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya evaluasi seluruh BUMD khususnya BPR Sarimadu dan Perumda Tirta Kampar. Apa solusi dan langkah kedepan yang harus kita lakukan,” ujar  Misharti. 

Sedangkan Asisiten II Setdakab Kampar Suhermi dalam laporannya  menyampaikan, di BPR Sarimadu  jumlah modal setor awal sebesar Rp 32 miliar dan bagi hasil penuh dari 100%, namun saat ini masih merugi. Kemudian Perumda Kampar Aneka Karya dengan modal setor 15,26 miliar dengan bagi hasil 100%.

Selajutnya BPR Syariah Berkah Dana Fadhililah modal disetor sebesar Rp 3,4 M dengan pendapatan 76,41 %, dan tahun ini pendapatannya lebih kurang Rp 600 juta. 

Selanjutnya Perumda Tirta Kampar dengan setor modal sebesar Rp 32 miliar dengan pendapatan 10,15% dan penyertaan modal di PT Bumi Kampar Sarana Energi (BKSE) yang bergerak dibidang migas. 

Selain penyertaan modal di lima BUMD milik Pemkab Kampar, juga ada dua penyertaan modal Pemkab Kampar yaitu di Bank Riau Kepri Syariah dan PT Bumi Siak Pusako bergerak di penambangan minyak bumi.

Di PT Bank Riau Syari'ah dengan modal disetor 105,18% dan pendapatan modal sebesar 8,07%, dan di PT Bumi Siak Pusako dengan modal sebesar Rp 15 miliar dengan pendapatan hasil sebesar 6,02%.


(Cc/Acha)

Post a Comment

أحدث أقدم